Sabtu, 16 Maret 2013

SINTESIS AMIDA



SINTESIS AMIDA
Sintesis Oleokimia dan Turunan Oleokarbohidrat sebagai Komoditas Bahan Kimia Agroindustri
Assalamualaikum dan selamat sejahtera sahabat, pada pembahasan kali ini saya akan sedikit membahas tentang Sintesis Amida, begini ceritanya.
Kelapa sawit merupakan sumber fine chemicals yang dapat dihilirkan ke berbagai bentuk bahan komoditas. Di samping itu, sumber bahan karbohidrat seperti ubi kayu dapat diubah menjadi sorbitol dan glukosa yang dapat diesterifikasi dan dieterifikasi dengan asam lemak untuk digunakan sebagai bahan surfaktan yang luas penggunaannya pada industri pangan, farmasi, dan kosmetika. 
Minyak kelapa sawit dan inti sawit segera terinteresterifikasi oleh metanol/NaOH pada suhu kamar dengan pengadukan kuat selama 30 menit untuk menghasilkan metil ester asam lemak (MEAL, 98%) serta gliserol yang terpisah dalam dua fase. Bahan pewarna karotenoid yang terlarut bersama MEAL dapat dipisahkan dengan cara penyabunan yang diikuti ekstraksi. MEAL dapat digunakan sebagai bahan bakar diesel dan bahan dasar oleokimia atau melalui interesterifikasi dengan turunan karbohidrat untuk membentuk surfaktan. Penelitian ini bertujuan mensintesis oleokimia dan turunan oleokarbohidrat.
Reaksi interesterifikasi terhadap minyak nabati lebih efisien serta efektif dilakukan dengan alkohol/NaOH (30 menit, suhu kamar) dibandingkan dengan alkohol/H2SO4, biarpun dengan bantuan pelarut aromatik toluena (2 jam, refluks). Pemisahan MEAL campuran lauh lebih efektif dibandingkan dengan pemisahan asam lemak bebas campuran ke dalam bentuk fraksi tunggalnya masing-masing. Pemisahan karotenoid tidak menimbulkan emulsi apabila dilakukan melalui interesterifikasi, asalkan pemisahan baru dilakukan setelah MEAL yang mengandung karotenoid disabunkan lalu dipisahkan secara ekstraksi pelarut organik.
Sintesis amida asam lemak yang banyak digunakan sebagai pemlastis pada industri polimer maupun sebagai bahan pemantap karet pekat dapat dilakukan melalui reaksi amidasi antara asam lemak maupun MEAL dengan urea pada suhu 160°C selama 2 jam. Reaksi esterifikasi dan eterifikasi antara asil dan alkil klorida asam lemak dengan turunan garam natrium karbohidrat dapat dilakukan dengan bantuan katalis perpindahan dua fase tridodesil amina atau trietil amina hidroklorida. 

Sabtu, 09 Maret 2013

Ada yang tahu apa itu Senyawa Ester? Atau mungkin pernah menemukannya dalam kehidupan sehari-hari? Nah, kali ini saya akan sedikit menuliskan tentang semua itu, setidaknya yang saya tahu saja. Mari kita lihat lebih jauh.
Dari Wikipedia; Dalam kimia, ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui penggantian satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus hidroksil dengan suatu gugus organik (biasa dilambangkan dengan R'). Asam oksigen adalah suatu asam yang molekulnya memiliki gugus -OH yang hidrogennya (H) dapat menjadi ion H+. 
Senyawa-senyawa ester
Banyak ester memiliki bau seperti bau buah-buahan, sehingga banyak senyawanya dijadikan perasa dan aroma buatan.



Ester merupakan senyawa turunan asam alkanoat, dengan mengganti gugus hidroksil (–OH) dengan gugus –OR1. Sehingga senyawa alkil alkanoat mempunyai rumus umum:R-COOR1.
R dan R1 merupakan gugus alkil, bisa sama atau tidak.
Contoh :
1) CH3–COO–CH3 R = R1 yaitu CH3
2) CH3–CH2–COO–CH3 R = CH3–CH2(C2H5)dan R1=CH3


Tata Nama
Untuk memberi nama senyawa ester, disesuaikan dengan nama asam alkanoat asalnya, dan kata asam diganti dengan kata dari nama gugus alkailnya.

Sifat – Sifat Alkil Alkanoat
Senyawa – senyawa ester antara lain mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1) Pada umumnya mempunyai bau yang harum, menyerupai bau buah-buahan.
2) Senyawa ester pada umumnya sedikit larut dalam air
3) Ester lebih mudah menguap dibandingkan dengan asam atau alkohol pembentuknya.
4) Ester merupakan senyawa karbon yang netral
5) Ester dapat mengalami reaksi hidrolisis
Contoh :
R–COOR1 + H2O -----------> R–COOH + R1–OH
Ester As. Alkanoat Alkohol
6) Ester dapat direduksi dengan H2 menggunakan katalisator Ni dan dihasilkan dua buah senyawa alkohol.
Contoh :
R–C OOR1 + 2 H2 → R–CH2–OH + R1–OH
Ester Alkohol Alkohol
7) Ester khususnya minyak atau lemak bereaksi dengan basa membentuk garam (sabun) dan gliserol. Reaksi ini dikenal dengan reaksi safonifikasi / penyabunan.
Kegunaan Ester
ester banyak digunakan dalam kehiduapn sehari-hari antara lain :
1) Amil asetat banyak digunakan sebagai pelarut untuk damar dan lak
2) Esterifikasi etilen glikol dengan asam bensen 1.4 dikarboksilat menghasilkan poliester yang digunakan sebagai bahan pembuat kain.
3) Karena baunya yang sedap maka ester banyak digunakan sebagai esen pada makanan antara lain :
Tabel CONTOH AROMA SENYAWA ESTER

Ester memiliki beberapa sifat, yaitu:
1. Sifat Fisis
·         Lebih polar dari eter tapi kurang polar dibandingkan alkohol
·         Semakin panjang rantainya, ester semakin tidak larut dalam air
·         Dalam ikatan hidrogen, ester berperan sebagai akseptor hidrogen, tapi tidak dapat berperan sebagai donor hidrogen
·         Lebih volatil dibandingkan asam karboksilat dengan berat molekuler yang sama
2. Sifat Kimia
·         Dapat mengalami hidrolisis
·         Dapat mengalami reaksi penyabunan
Reaksi-reaksi ester:
1. Hidrolisis
Ester terhidrolisis dalam suasana asam membentuk alkohol dan asam karboksilat. Reaksi hidrolisis ini merupakan kebalikan dari reaksi esterifikasi / pembentukan ester. Adapun reaksinya dapat ditulis sebagai:
CH3-COO-C2H5 + H2O → CH3COOH + C2H5OH
2. Saponifikasi / penyabunan
Ester, khususnya ester lemak dan minyak, dapat bereaksi dengan basa kuat seperti NaOH atau KOH menghasilkan sabun. Reaksi ini disebut saponifikasi atau penyabunan. Hasil samping reaksi ini adalah gliserol.
Berdasarkan jenis asam dan alkohol penyusun, ester dapat dikelompokkan dalam 3 golongan, yaitu ester buah-buahan, lilin, serta lemak dan minyak. Berikut adalah ketiga golongan tersebut:
1.      Ester buah-buahan
Ester dari asam karboksilat suku rendah dengan alkohol suku rendah akan membentuk ester dengan 10 atau kurang atom C. Ester ini pada suhu kamar akan berbentuk zat cair yang mudah menguap dan memiliki aroma khas yang harum. Karena banyak ditemukan di buah-buahan atau bunga, ester jenis ini disebut sebagai ester buah-buahan. Contohnya adalah:
Etil format beraroma rum
Isopentil asetat beraroma pisang
Etil butirat beraroma nanas
Metil salisilat beraroma sarsaparila
Propil asetat beraroma pirn-Oktil asetat beraroma jeruk manis Metil butirat beraroma apel.
2. Lilin
Lilin atau wax adalah ester dari asam karboksilat berantai panjang dengan alkohol berantai panjang juga. Beberapa jenis lilin tersebut contohnya:
Lilin lebah dari sarang lebah memiliki rumus C22,25H47,51COOC32,34H65,69
Spermacet dari rongga kepala ikan paus memiliki rumus C15H31COOC16H33
Carnacauba dari daun palem Brazil memiliki rumus C25,27H51,55COOC30,32H61,65
Namun perlu diperhatikan bahwa lilin yang dimaksud di sini bukan lilin yang sering dipakai ketika mati lampu ya, karena lilin tersebut termasuk golongan hidrokarbon parafin, bukan ester.
3. Lemak dan minyak
Lemak merupakan ester dari gliserol dengan asam-asam karboksilat suku tinggi. Lemak merupakan salah satu golongan ester yang paling banyak terdapat di alam. Adapun contoh lemak adalah lemak sapi, sedangkan contoh minyak adalah minyak jagung dan minyak kelapa. Apa yang membedakan lemak dan minyak? Lemak pada suhu kamar memiliki bentuk padat sedangkan minyak berbentuk cair, serta lemak bersumber dari hewan sedangkan minyak bersumber dari tumbuhan.
Sumber: Michael Purba (“Kimia Untuk SMA Kelas XII”)